Patah hati, hati hancur, tertusuk, hati yang terluka. Itu adalah sedikit
dari istilah yang sering kita gunakan untuk menggambarkan perasaan
sakit yang kita rasakan ketika seseorang melakukan sesuatu pada kita dan
rasanya sangat menyakitkan.
Perasaan tidak enak atau sakit hati memang sering disamakan dengan pengalaman sakit fisik.
"Sejak lama memang ada hubungan kuat antara apa yang kita rasakan ketika
kita ditolak dengan sensasi fisik," kata Mark Leary, profesor psikologi
dan neuroscience di Duke University.
Apa pun istilah yang
dipakai untuk menggambarkan rasa kecewa akibat disakiti, tetapi patah
hati memang sebenarnya merupakan pengalaman fisik dibanding emosional.
Dalam
sebuah studi tahun 2011, diketahui bahwa orang yang ditinggalkan
pasangannya area otaknya yang berkaitan dengan nyeri fisik ternyata
lebih aktif. Dengan kata lain, ada kesamaan respon otak kita terhadap
rasa sakit dan penolakan.
"Ketika orang merasakan sakit akibat
berbagai bentuk penolakan, mekanisme otak yang dipakai adalah mekanisme
yang sama dengan nyeri fisik," kata Leary.
Ia menjelaskan, tubuh
kita mengembangkan dua sistem untuk merespon sakit. Pertama adalah luka
fisik dan kedua adalah reaksi emosi negatif.
Saat kulit kita
tergores benda tajam, darah yang keluar akan menunjukkan pada kita di
mana luka itu berada. Selain itu rasa tidak nyaman juga membuat kita
buru-buru mencari perban untuk menutup luka.
Nah, saat kita
mengalami penolakan seperti putus cinta, tentu tak ada darah, tapi kita
merasakan emosi tak enak yang membuat kita ingin menjaga hubungan yang
lebih baik di masa depan.
"Proses evolusi membentuk manusia
memiliki reaksi ini. Tapi ini adalah hal yang baik, karena jika tidak
kita tidak akan berubah dan akan mengalami penolakan lebih banyak lagi,"
katanya.
Jangan remehkan sakit hati karena bisa mendorong sakit
fisik. Dalam penelitian, orang yang ditinggal mati pasangannya beresiko
dua kali lipat mengalami serangan jantung atau stroke. Kesedihan hati
memberi efek nyata pada fisik.
Yang menarik, ketika pasien
serangan jantung tersebut diperiksa, ternyata pembuluh darahnya normal,
tak ada penyumbatan dan otot jantungnya normal.
"Kejadian yang
menimbulkan stres berat seperti perceraian, kematian pasangan, atau
kondisi lain yang serupa bisa membuat gelombang adrenalin dan saraf
simpatetik. Efeknya seperti serangan jantung," katanya.
Reaksi
tubuh lain dari patah hati yang kita rasakan adalah hilang nafsu makan,
pusing, tak bersemangat, bahkan perut tidak enak. Ini adalah hal normal
dan merupakan pengaruh dari respon "melawan atau tinggalkan" dari tubuh.
Responnya sama seperti saat kita sedang ketakutan atau stres.
sumber : kompas.com
INI REAKSI TUBUH SAAT TUBUH MENGALAMI PATAH HATI
Diposting oleh
Unknown
|
undefinedundefined
undefined
undefined
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar